JAJANAN JALANAN MENYEHATKANKAH?

Dalam Islam, kita disuruh bukan hanya memakan makanan yang halal, tapi juga makanan yang baik. Halaalan Thoyyiban. Halal dan baik:
”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” [An Nahl:114]
Tidak semua jajanan yang dikudap si kecil aman dan sehat. Banyak jajanan yang ternyata tidak baik untuk kesehatan, karena “disisipi” bahan tambahan yang berbahaya. Jajanan seperti apa yang aman untuk dikonsumsi anak?


Pernahkah memperhatikan warna kuning, hijau, atau merah menyala pada jajanan yang tengah dinikmati si kecil? Sungguh terlihat menggiurkan, bukan? Jika warna-warni meriah tersebut berasal dari pewarna makanan yang baik, tentu tidak menjadi masalah. Persoalan baru muncul, jika warna “indah” itu berasal dari bahan pewarna buatan yang berbahaya. Dampaknya, jelas sangat merugikan, karena bisa memicu berbagai gangguan, mulai keracunan, alergi, sampai kanker. Dan gawatnya, pewarna buatan itu bukan satu-satunya, karena masih ada lagi bahan tambahan makanan lain yang tak kalah berbahayanya.
Bahan tambahan yang sering digunakan pada jajanan anak Salah satunya adalah lain pewarna buatan. “Yang sering digunakan adalah rhodamin B (warna merah) dan methanil yellow (kuning). Padahal, keduanya biasa digunakan sebagai pewarna tekstil, Konsumsi tinggi bahan pewarna tadi bisa memicu diare, alergi, sampai kanker atau kerusakan ginjal.
Bahan tambahan lain yang harus diwaspadai adalah MSG (bumbu penyedap masakan) dan pemanis buatan. “Meski efek MSG berbeda-beda pada setiap anak, tergantung usia, tapi untuk amannya, sebaiknya tidak usah diberi MSG. MSG bisa berdampak ke gangguan di hati, menimbulkan gangguan alergi, depresi, bahkan mengganggu keseimbangan fungsi otak. MSG juga sebaiknya tidak dikonsumsi ibu hamil, karena bisa masuk ke plasenta,
Tidak jarang makanan gurih dan terasa bumbunya membuat anak-anak ketagihan dan memakannya hampir setiap hari. Padahal bumbu tersebut umumnya mengandung zat yang berbahaya MSG yang bisa mengakibatkan radang tenggorokan, gangguan otak, gangguan ginjal, mual, dan sebagainya.
Menurut penelitian Lembaga Konsumen Jakarta setidaknya terdapat 47 produk makanan anak-anak yang mengandung bahan berbahaya. Beberapa di antaranya merupakan jajajan produk merek terkenal .
Berdasarkan penelitian LKJ, produk-produk tersebut mengandung pemanis buatan. Menurut dr Nurhasan, peneliti senior LKJ, pemanis tiruan yang dibubuhkan pada jajanan anak-anak antara itu antara lain aspartame, siklamat, dan sakarin. Bahan-bahan seperti itu bisa menimbulkan kanker dan gangguan mental. Setidaknya, pemanis tiruan bisa menimbulkan batuk, flu, dan gangguan sirkulasi darah. Menurut dr Nurhasan, anak-anak yang sensitif terhadap venil alanin yang terkandung dalam pemanis aspartame akan mengalami hiperaktif atau cacat mental. Sementara ini, percobaan konsumsi siklamat dan sakarin untuk binatang menyebabkan kanker.
Aspartam, siklamat dan sakarin adalah beberapa jenis pemanis buatan yang umum dipakai sebagai pengganti gula. Industri makanan dan minuman memanfaatkan zat-zat ini untuk menekan ongkos produksi. Sebab, rasa manis yang dihasilkannya bisa mencapai 30 – 300 kali gula biasa. Untuk konsumsi rumah tangga zat-zat ini dimanfaatkan untuk diet penderita jantung, diabetes atau menurunkan berat badan. Pemanis buatan ini menjadi pilihan karena tidak mengandung kalori.
Sebenarnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menentukan batas Acceptable Daily Intake (ADI), yaitu jumlah yang boleh dikonsumsi sepanjang hidup. Dr Nurhasan dari tim riset LKJ menemukan, berdasarkan data BPOM, pada November-Desember 2002, penggunaan siklamat sudah mencapai 240 % ADI, sedangkan sakarin 12,2 % ADI. Hal ini jelas menunjukkan tren penggunaan telah over dosis. Persoalan ini sangat mungkin terjadi karena pengguna dan konsumen jarang mengetahui batas aman mengkonsumsi pemanis buatan itu.
Menurut penelitian Lembaga Konsumen Jakarta, 50 % dari 60 sampel jajanan anak, diantaranya 25 merk jelly, 8 permen dan 16 minuman, mengandung pemanis buatan dengan konsentrasi tinggi. Bahkan ada yang tidak mencantumkan batas maksimum kandungan pemanis buatan pada produk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberitahuan Kegiatan Manasik Haji

Ikuti Lomba di Klaten, Team Drumband TKIT Arofah 1 Boyolali Sabet 3 Trophy Sekaligus

Untuk Menumbuhkan Jiwa Sosial Sejak Dini, TKIT Arofah 1 Boyolali Membagikan Zakat Fitrah untuk Warga Sekitar